Sumber: dw[dot]com

TANTANGAN GURUSIANA (30) Tetangga Saya Kena Omicron

30 Jan @Kolom

 

Ingin terkenal dan dikejar-kejar orang meski tidak memiliki akun medsos? Caranya mudah.

Jika batuk ngiklik, bukalah masker dan keluarkan batuk tersebut di depan kerumunan orang. Lontarkan dengan sekuat tenaga dan suara keras.

Tapi, itu tentu tidak bijaksana. Apalagi, tulisan ini tidak hendak membahas cara untuk terkenal dengan cara yang tidak terpuji.

Saya ingin membahas batuk. Jadi, tadi malam saya dan pengurus RT di kompleks perumahan kami mendapat kabar mengejutkan. Ada satu kasus Covid-19.

Yang mengagetkan, itu dialami tetangga di blok saya. Yang kena adalah istri tetangga saya. Ia menjalani tes swab rutin mingguan di kantornya. Hasilnya pada beberapa hari lalu positif. Setelah dites PCR kemarin, hasilnya juga positif. Ini juga tercatat di aplikasi Peduli Lindungi.

Pengurus RT dan RW langsung sigap. Kasus ini dilaporkan pula ke Satgas Covid-19 setempat.

Tadi sore selepas mengisi kelas Majalah Literasi, saya menanyakan gejala yang dirasakan oleh tetangga saya tersebut. Dia menjawab hanya flu biasa. Ia juga mengaku lemas. Tidak nafsu makan.

Mendapat jawaban tersebut, saya tidak langsung menduga-duga meskipun saya pernah membaca bahwa gejala Omicron mirip yang dialami tetangga saya itu.

Namun, yang jelas adalah kasus Covid-19 Omicron tidak boleh dianggap remeh. Faktanya, di Sidoarjo sudah ada beberapa kasus. Jawa Timur, terutama di Malang dan Surabaya, kasus Covid-19 sedang mengalami tren naik.

Kami se-RT berusaha membantu sebisa kami. Beliau saat ini sedang menjalani isolasi mandiri. Besok pagi ada petugas medis yang datang ke RT saya untuk melakukan testing dan tracing.

Terus terang saya sempat mengalami sesak dan keringat dingin tadi sore. Khawatir dong. Tapi, semoga bukan Covid. Pasalnya, rasa sesak dan keringat dingin itu terjadi ketika saya membaca pesan dari seorang sahabat yang ingin pinjam uang Rp5 juta.

 

Castralokananta, 30 Januari 2022

---